Rabu, 29 Juli 2009

LITURGI I: PERAYAAN TEROR DAN KEMENANGAN

Event yang bertajuk Liturgi I: Perayaan Teror dan Kemenangan ini merupakan perayaan hari jadi yang pertama sebuah kolektif kerja berbentuk record label dan rockshop bernama Belukar. Diadakan pada tanggal 26 Juli 2009 di Musro The Sunan Hotel Solo. Acara ini diselenggarakan oleh Belukar dan The ThiNk Organizer. Sebuah kolaborasi maut dengan kualitas yang selalu terjaga.


Jam 12.00 tepat pintu masuk dibuka. Aliansi MC THE BLACK JEMANI MURDER membuka acara dengan sedikit bercerita tentang Belukar dengan teror canda tawa yang memang sudah tidak asing lagi para pecinta musik cadas Kota Solo.


ALI JAMIL sebuah band baru dari Kota Sragen tampil sebagai band pertama menggeber repertoar padat hasil karya mereka. Musik metal yang berbalut melodi Arabic menjadi ciri mereka, pula dengan lirik yang mengetengahkan perjuangan Pangeran Diponegoro menjadi nilai plus. Sebuah potensi yang patut dihargai dari kota sekecil Sragen. Meski sound gitar kurang balance, tapi crowd tampaknya tak terlalu ambil pusing dan larut dalam dansa liar.


Berikutnya adalah REMAIN SILENT, salah satu the next big thing scene cadas Kota Bengawan ini menghadirkan metalcore yang gelap dengan lirik sarkas. Tak kurang dari tiga lagu mereka ketengahkan di hadapan 300an pengunjung yang hadir. Headbang, slam dance, moshing dan segala bentuk apresiasi tumpah ruah.


TAKE AND AWAKE mencoba menjaga tensi dengan amunisi thrash/grind yang rapat nan cepat. Tapi tampaknya crowd menyambut biasa saja. Mungkin karena kelelahan, entahlah. Bahkan lagu Rat Bastard dari What Happen Next pun hanya mampu membuat crowd berdiri dan sesekali menggoyangkan kepala. Meskipun mendapat respon yang kurang, tetapi trio Udin (bas/vokal), Lilik (gitar) dan Yogi (drum) tetap menampilkan performa terbaik mereka


FACELESS, dedengkot dari Sukoharjo menggeber komposisi metalcore dengan sentuhan death metal tanpa terjebak menjadi deathcore yang trendi. Membawakan materi dari mini album “Believed If Today Not That Finaly” serta beberapa materi baru. Meskipun tampil dengan additional vocal, akan tetapi tidak membuat mereka kehilangan pesona. Liar dan intense. Maka tak berlebihan jika banyak yang menganggap mereka adalah salah satu penampil terbaik sore itu.


Saatnya hardcore unjuk gigi dan kali ini diwakili oleh SPIRIT OF LIFE. Band yang sudah merilis album di tahun 2007 ini menampilkan moshcore tipikal ala Hatebreed dan Terror. Membawakan lagu – lagu baru yang nantinya bakal dirilis dalam album kedua mereka. Sing a long dan slam dance kembali tak terelakan, karena tampaknya crowd sudah tak asing lagi dengan lagu-lagu baru mereka.


Yang tua tetap berbahaya. MAKAM salah satu sisa generasi “Grinder Troops” tampil dengan aura penuh kegelapan. Black Metal dengan sound gitar mengiris pedih serta lirik-lirik bertemakan paganisme menjadi trademark mereka menyelimuti Musro selama kurang lebih 20 menit. Terlihat beberapa penonton yang membakar dupa demi “memeriahkan” suasana. Meskipun ternyata Djiwo sang vokalis merasa terganggu dengan asap dupa yang mengepul dan meminta agar dupa dipadamkan.


Band baru dengan personil orang-orang lama, inilah MATIUS III:II. Bayangkan Sex Pistol yang tak tahu diri memaksakan bermain industrial ala Ministry dan Nine Inch Nails dengan attitude preman pasar. Tampil dengan ugal-ugalan dan penuh makian dari mulut yang beraroma alkohol. Sangat kontras dengan lirik-lirik mereka yang terilhami dari Injil. Apalah itu terserah, karena tampaknya crowd pun tak peduli dan malah asyik masyuk dalam canda tawa dan hangar bingar beat yang cepat.


Jauh – jauh dari Ungaran, FAT IN DIET tampil dengan komposisi atmospheric melodic metalcore. Apapun itu nama genre yang mereka usung, yang pasti sore itu mereka tampil rapih dan memukau. Vokal Rahma yang prima berbalut scream/growl dari Godhot seolah ingin memamerkan bahwa mereka masih menggigit meski telah kehilangan gitaris mereka yang telah meninggal. Dan lagi-lagi sebuah potensi luar biasa dari kota yang tak terduga.


BANDOSO, salah satu garda depan black metal kota bengawan tak menyisakan ruang bernapas. Tampil dengan pemain bass baru dan menggeber materi-materi baru memaksa masa untuk terus bergerak tiada henti. Sebuah lagu dari Iron Maiden “Hallowed Be Thy Name” pun turut dibawakan. Meskipun agak annoying di awal karena sang gitaris mencoba memaksakan vokalnya yang sangat ala kadarnya.. Tampaknya mereka masih belum menampilkan performa terbaik mereka, karena sesekali permainan lead gitar dari sang gitaris terdengar kacau di hampir semua lagu. Penampilan mereka ditutup dengan single “Tikaman Nafsu” yang disambut positif oleh crowd yang sebagian besar telah familiar dengan lagu tersebut.


Sebagai penutup, kini giliran pasukan babi neraka kota bengawan DOWN FOR LIFE. Tampil dengan suasana santai dan penuh canda tanpa melupakan aksi yang memukau. Kali ini mereka tampil tanpa duo kakak beradik Sigit-Imam, dan digantikan oleh Moses (Remain Silent) dan Luluk (Sofre Moreu). Sore itu mereka menggeber repertoar-repertoar baru yang kerap dibawakan, serta satu lagu gress yang ditampilkan perdana pada sore itu bertajuk “One Town One Crown”. Ditutup dengan dengan “Tertikam Dari Belakang” yang rancak. Slam dance, moshing dan circle pit pun tak terbendung. Dan bahkan memakan “korban” kaca yang membalut salah satu tiang venue.


Dan akhirnya selesai sudah LITURGI I: Perayaan Teror dan Kemenangan. Menyisakan keringat dan semerbak alkohol serta senyum lelah terpuaskan dari semua yang berada di venue.


HELL YEAH…!!